Transformasi Pembelajaran di SMK PSM Randublatung Blora Melalui Penerapan Deep Learning

deep learning

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan tuntutan dunia industri yang semakin kompleks, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan menghadirkan pembelajaran yang adaptif, inovatif, dan berorientasi masa depan. Menjawab tantangan tersebut, SMK PSM Randublatung Blora mulai menerapkan pendekatan pembelajaran deep learning sebagai strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan sekaligus menyiapkan peserta didik menghadapi era Industri 4.0 dan Society 5.0.

Apa Itu Deep Learning dalam Konteks Pendidikan?

Deep learning dalam dunia pendidikan tidak sekadar berarti “pembelajaran yang mendalam” secara harfiah. Ini merujuk pada suatu pendekatan pedagogis yang mengajak peserta didik untuk tidak hanya menghafal informasi, tetapi memahami konsep secara utuh, mengaitkannya dengan pengalaman nyata, dan menggunakannya dalam berbagai konteks kehidupan.

Berbeda dari surface learning (pembelajaran permukaan) yang berfokus pada pencapaian nilai semata, deep learning menekankan pada kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kerja sama tim, dan refleksi diri. Hal ini sangat sesuai dengan kebutuhan lulusan SMK yang tidak hanya dituntut menguasai keterampilan teknis, tetapi juga soft skills yang kuat.

Penerapan di SMK PSM Randublatung: Berbasis Konteks dan Kolaborasi

SMK PSM Randublatung Blora mulai mengimplementasikan pembelajaran deep learning secara bertahap sejak tahun ajaran 2024/2025. Langkah ini dimulai melalui pelatihan guru-guru produktif dan normatif untuk memahami filosofi dan praktik deep learning dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, guru didorong untuk mendesain pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan berbasis masalah (problem-based learning) yang berakar pada permasalahan nyata di dunia industri atau kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan, peserta didik tidak hanya membuat produk, tetapi diminta melakukan riset pasar, menghitung modal, menentukan strategi promosi, dan mempresentasikan usahanya di depan publik.

Di sisi lain, guru Matematika dan Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran kolaboratif dan reflektif, di mana siswa belajar dalam kelompok kecil untuk memecahkan soal kontekstual atau menganalisis bacaan bermakna yang relevan dengan kehidupan dan dunia kerja.

Teknologi sebagai Pendukung Deep Learning

Dalam mendukung proses deep learning, SMK PSM Randublatung memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Guru dan siswa mulai terbiasa menggunakan Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom, platform kuis daring seperti Quizizz atau Kahoot!, serta aplikasi seperti Canva untuk presentasi proyek.

Selain itu, kegiatan praktik kejuruan juga didukung dengan video tutorial, simulasi 3D, dan pelatihan daring dari industri mitra. Pemanfaatan teknologi ini tidak hanya memperkaya sumber belajar, tetapi juga menumbuhkan literasi digital yang sangat penting bagi generasi muda masa kini.

Dampak Positif terhadap Pembelajaran

Penerapan pendekatan deep learning membawa berbagai dampak positif bagi atmosfer belajar di SMK PSM Randublatung. Beberapa manfaat yang mulai terlihat antara lain:

  • Peningkatan motivasi belajar siswa: Peserta didik menjadi lebih antusias karena pembelajaran terasa lebih nyata, menantang, dan relevan dengan kebutuhan masa depan.
  • Keterampilan komunikasi dan kerja tim meningkat: Siswa terbiasa bekerja dalam kelompok, berdiskusi, dan menyampaikan pendapat secara logis.
  • Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif: Dengan terbiasa menganalisis masalah dan mencari solusi, siswa lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja maupun saat berwirausaha.
  • Peningkatan kualitas penilaian autentik: Guru tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses berpikir, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan selama pembelajaran.

Tantangan dan Upaya Mengatasinya

Tentu saja, penerapan deep learning bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan yang dihadapi antara lain:

  • Perubahan mindset guru dan siswa yang masih terbiasa dengan metode ceramah dan hafalan.
  • Ketersediaan waktu yang terbatas untuk pembelajaran berbasis proyek.
  • Keterbatasan sarana digital terutama bagi siswa yang belum memiliki perangkat pribadi atau akses internet stabil.

Untuk mengatasi hal tersebut, SMK PSM Randublatung melakukan beberapa strategi, seperti:

  • Mengadakan pelatihan guru secara berkelanjutan, baik internal maupun kolaborasi dengan MGMP dan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri).
  • Menyusun jadwal pembelajaran yang lebih fleksibel dan tematik.
  • Menyediakan laboratorium komputer yang dapat dimanfaatkan siswa secara bergiliran.
  • Menjalin kerja sama dengan industri untuk mendukung praktik dan penyediaan bahan ajar.

Harapan ke Depan

Kepala SMK PSM Randublatung, dalam beberapa kesempatan, menyatakan bahwa transformasi pembelajaran melalui deep learning adalah langkah strategis dalam mempersiapkan lulusan yang unggul, tidak hanya dari segi keterampilan teknis, tetapi juga dari aspek karakter, kepemimpinan, dan kreativitas.

Kami ingin peserta didik tidak hanya pintar di atas kertas, tetapi mampu memecahkan masalah dunia nyata, bekerja sama, dan memiliki rasa percaya diri yang kuat. Deep learning adalah jalan untuk mewujudkan itu semua,” ungkapnya.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang terus dibangun, SMK PSM Randublatung optimis mampu menjadi sekolah kejuruan yang adaptif, relevan, dan berdaya saing tinggi.

Modul Ajar Deep Learning dan Budaya Industri 5R bisa dilihat DISINI

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *